Semar Boyong

Kerajaan Pancawati terserang wabah penyakit karena ditinggalkan Semar. Demikian juga Astina dan Indraprasta dapat selamat dari merabahnya jika diikuti oleh Semar. Karena itu Sri Rama raja Pancawati mengutus Lesmana, Puntadewa raja Indraprasta mengutus Arjuna, dan Duryudana raja Astina mengutus Karna, untuk memboyong Semar.

Semar bersedia diboyong ke mana pun, asalkan mereka dapat mewujudkan berupa bunga pandan Tunjungbiru. Leskaman dan Arjuna segera menuju kahyangan untuk mencari permintaan Semar. Karena yang datang lebih awal adalah Lesmana, maka bunga pandan diberikan kepada Lersmana, sehingga menjadi perebutan antara Arjuna dan Lesmana. Lesmana mendapatkan bunganya, sedangkan Arjuna hanya mendapatkan kulitnya, kemudian diberikan kepada Semar.

Bunga dan kulit disambungkan oleh Semar, berubah ujud menjadi Betari Kanastren, istri Semar. Kanastren membawa mandat dewata agung, bahwa telah tiba saatnya Semar untuk mengikuti Pandawa. Mendengar ucapan Kanastren, Arjuna segera mengajak Semar ke Indraprasta. Hal tersebut dilaporkan Lesmana kepada Sri Rama.

Sri Rama kemudian memberangkatkan pasukan keranya untuk menyerang Indraprasta, sekalian mencari tempat penjelmaan kelak.