Kegiatan Lari Jarak Pendek

Jenderal Besar Sudirman merupakan pahlawan yang merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan pejajahan. Saat usianya masih yang masih relatif muda yaitu saat berumur 31 tahun sudah menjadi seorang jenderal. Walaupun menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Sudirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara.

Meskipun mendapat latihan jasmani yang sehebat-hebatnya, tidak akan berguna jika mempunyai sifat menyerah. Kepandaian yang bagaimanapun tingginya, tidak ada gunanya jika orang itu mempunyai sifat menyerah. Kita harus bersyukur pada Tuhan yang telah memberikan semangat kerja sama dan cinta tanah air. Salah satu wujud syukur adalah menghargai jasa para pahlawan dengan melanjutkan perjuangan mereka dengan cara mengisi kemerdekaan dengan kegiatan yang positif. Dengan belajar dari semangat Jenderal Sudirman dalam melindungi negara ini kita bisa mengambil semangat tersebut untuk diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

A. Pembelajaran Teknik Dasar Start
Start adalah cara seorang pelari untuk mempersiapkan diri dalam gerak lari. Start terdiri atas tiga cara yaitu :
  1. Start panjang dilakukan dengan sikap jongkok rileks, lutut kaki kanan menempel di tanah, kaki kiri berada di depan dengan posisi jinjit, kedua tangan menempel di atas garis start dengan membentuk huruf “V”, dan pandangan rileks ke depan dan konsentrasi pada aba-aba berikutnya.
  2. Start menengah dilakukan dengan sikap jongkok rileks, lutut kaki kanan menempel di tanah., kaki kiri berada di samping lutut kaki kanan dengan jarak kurang lebih satu kepal, kedua tangan menempel di atas garis start dengan membentuk huruf “V”, dan pandangan rileks ke depan dan konsentrasi pada aba-aba berikutnya.
  3. Start pendek dilakukan dengan sikap jongkok rileks, lutut kaki kanan menempel di tanah,  kaki kiri berada di samping lutut kaki kanan dengan jarak kurang lebih satu kepal, kedua tangan menempel di atas garis start dengan membentuk huruf “V”.
 Jenderal Besar Sudirman merupakan pahlawan yang merebut kemerdekaan Republik Indonesia da Kegiatan Lari Jarak Pendek
B. Pembelajaran Start Jongkok dengan Aba-aba Start.
Dalam melakukan start jongkok, ada tiga tahapan yang sesuai dengan aba-aba.
  1. Aba-aba “Bersedia”. Apabila mendengar aba-aba “bersedia”, sikap badan yang dilakukan adalah sebagai berikut: seorang pelari melakukan start jongkok dengan memilih salah satu jenis start yang sudah dipelajari di atas, yang dirasa cocok dan sesuai dengan yang mereka rasakan.
  2. Aba-aba “siap”. Apabila ada aba-aba “siap” maka sikap badan pelari yang dilakukan adalah sebagai berikut: Lutut yang menempel di tanah diangkat, pinggul diangkat sedikit lebih tinggi dari bahu dan berat badan dibawa ke muka, jadi garis punggung menurun ke depan.􀂇 Kaki belakang membentuk sudut 120 derajat, sedangkan kaki depan membentuk sudut 90 derajat. Lengan tetap lurus/siku jangan bengkok.  Kepala tetap menunduk, leher rileks, pandangan ke bawah, jaga keseimbangan dan konsentrasi pada aba-aba berikutnya.
  3. Aba-aba “Ya”. Apabila mendengar aba-aba “ya” maka sikap badan pelari yang dilakukan adalah sebagai berikut:  Menolak ke depan dengan kekuatan penuh atau gerakan meluncur.  Badan tetap condong ke depan disertai dengan gerakan lengan yang diayunkan.  Dilanjutkan dengan gerakan langkah kaki pendek-pendek, tetapi cepat agar tidak jatuh ke depan.

C. Pembelajaran Teknik Memasuki Garis Finish.
Teknik memasuki garis finish ada 3 macam, antara lain:
  1. Lari terus tanpa perubahan apapun.
  2. Dada dicondongkan ke depan/membusungkan dada ke depan, tangan kedua-duanya diayunkan ke bawah belakang.
  3. Dada diputar dengan ayunan tangan ke depan atas sehingga bahu sebelah  maju ke depan.

D. Bentuk-bentuk Pembelajaran Lari
Bentuk-bentuk pembelajaran teknik dasar lari jarak pendek antara lain sebagai berikut:
  1. Siswa melakukan jalan dan lari sehat mengelilingi sekolah dengan semangat gerilya Jenderal Sudirman.  Guru membariskan siswa secara berkelompok.  Siswa lari mengelilingi sekolah sesuai barisan kelompok yang sudah dibuat oleh guru.
  2. Permainan Hitam – Hijau. Guru membuat siswa menjadi dua kelompok (A = Hitam dan B = Hijau) berdiri saling berhadapan dengan jarak 1 meter. Mereka masing-masing kelompok dengan posisi start berdiri dan sambil mendengarkan aba-aba Hitam atau Hijau. Jika di sebut Hitam, maka kelompok A (Hitam) cepat balik arah terus lari cepat sampai batas yang sudah ditentukan. Kelompok B (Hijau) cepat mengejar dan menangkap A (Hitam). Kemudian kembali lagi ke tempat semula, siap melakukan perlombaan. Sebaliknya, jika disebut Hijau maka kelompok Hijau balik arah terus lari sampai batas yang ditentukan, kelompok Hitam (A) mengejar dan menangkapnya. Begitulah perlombaan itu dilakukan.
  3. Lari 30 meter.  Guru membuat lintasan lari dengan jarak 30 meter. Siswa melakukan lomba lari menggunakan start jongkok. Guru mengambil catatan waktu yang diraih siswa. Begitu seterusnya sampai semua siswa melakukan perlombaan.

Selain melalui kegiatan fisik dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia para pahlawan juga bersatu dan bekerja sama melalui cara diplomasi dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan kemerdekaan bangsa kita. Kita harus dapat belajar dari pendahulu kita yang mengutamaan persatuan dan kesatuan dalam mencapai tujuan. Sebuah pembelajaran yang sangat berharga bagi kita sebagai generasi penerus bangsa.