Teks Editorial / Opini (Tajuk Rencana): Pengertian, Struktur Teks, Kaidah Kebahasaan Dan Pola Teks Editorial/Opini

Teks editorial / opini atau bisa disebut juga sebagai tajuk rencana ialah salah satu materi di pelajaran bahasa indonesia yang diajarkan di kelas XII untuk kurikulum 2013, teks editorial banyak dimuat di berita-berita surat kabar sebab teks ini sangat cocok untuk dimuat disurat kabar menyerupai koran dan surat kabar lainnya mengingat tema tulisannya banyak membahas sedang dibicarakan secara luas oleh masyarakat, aktual, dan faktual dan bersifat argumentatif. sehingga sanggup menciptakan teks menjadi menarik untuk dibaca.

Di artikel kali ini saya akan jelaskan mengenai teks editorial/opini secara terperinci sehingga anda bisa menciptakan atau memproduksi teks editorial/opini, yang koheren sesuai dengan karakteristik teks baik secara verbal maupun goresan pena dan juga anda bisa menganalisa teks editorial untuk menemukan karakteristik dari teks editorial tersebut.

 opini atau bisa disebut juga sebagai tajuk rencana Teks Editorial / Opini (Tajuk Rencana): Pengertian, Struktur Teks, Kaidah Kebahasaan Dan Pola Teks Editorial/Opini


Apa yang akan dijelaskan pada artikel kali ini menyangkut pengertian dari teks editorial/opini, struktur teks, kaidah kebahasaan dan juga referensi sederhana dari teks editorial/opini.

Pengertian teks Editorial/Opini

Berikut beberapa pengertian dari teks editorial/opini atau tajuk rencana

1. Teks editorial opini atau tajuk planning ialah sikap, pandangan atau pendapat dari penerbit terhadap masalah-masalah yang sedang dibicarakan oleh masyarakat. Opini berisi pendapat dan perilaku resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap problem aktual, fenomenal atau kontroversial yang sedang terjadi di masyarakat.

2. Teks editorial (tajuk rencana) ialah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan pandangan redaksi terhadap insiden yang sedang menjadi pembicaraan pada ketika surat kabar tersebut diterbitkan.

3. Tajuk planning (editorial) ialah sebuah goresan pena di surat kabar atau koran yang berisi pendapat atau opini redaksi surat kabar/ koran tersebut terhadap permasalahan aktual.

4. Teks editorial/opini ialah teks yang berisi pendapat eksklusif seseorang terhadap suatu isu/masalah aktual. Isu tersebut mencakup masalah politik, sosial, ataupun masalah ekonomi yang mempunyai korelasi secara signifikan dengan politik

Struktur teks editorial/opini

Struktur teks ialah bagian-bagian terpisah yang membangun sebuah teks hingga menjadi sebuah teks yang utuh. Struktur teks editorial/opini di bagi menjadi 3 potongan yaitu pernyataan pendapat, argumentasi dan pernyataan ulang pendapat, secara lengkap menyerupai yang di uraikan di bawah ini:

1. Pernyataan pendapat (thesis statement)
Thesis statement ialah Pernyataan pendapat yang berisikan topik wacana sebuah permasalahan yang akan dibahas. 

2. Argumentasi
Argumentasi merupakan pendukung yang akan memperkuat opini yang hendak disampaikan. Pendukung berupa fakta-fakta wacana topik yang diangkat sehingga memberi nilai objektivitas pada goresan pena daripada sekadar opini belaka. Pada potongan ini penulis berusaha meyakinkan pembaca bahwa apa yang dikemukakan itu benar.

4. Pernyataan ulang pendapat (reiteration) 
Reiteration merupakan bagaian simpulan teks opini yang berisi penegasan kembali pendapat yang telah dikemukakan semoga pembaca atau pendengar semakin yakin dengan pandangan yang dikemukakan, (terkadang juga terdapat argument yang disertai saran).

Kaidah kebahasaan teks editorial/opini

Kaidah kebahasaan ialah hukum dan ketentuan cara memakai bahasa baik secara verbal maupun tulisan, kaidah kebahasaan teks editorial/opini ialah sebagai berikut:

1. Adverbia
Adverbia atau kata keterangan (Bahasa Latin: ad, "untuk" dan verbum, "kata") ialah kelas kata yang memperlihatkan keterangan kepada kata lain, menyerupai verba (kata kerja) dan adjektiva (kata sifat), yang bukan nomina (kata benda). Contoh lain dari adverbia contohnya sangat, amat, tidak.

Agar sanggup meyakinkan pembaca diharapkan ekspresi kepastian yang bisa dipertegas dengan kata keterangan atau adverbia frekuentatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna bekerjasama dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Kata-kata yang digunakan antara lain : 
  • selalu, 
  • biasanya, 
  • sebagian besar waktu, 
  • sering, 
  • kadang-kadang, 
  • jarang, 
  • dan lainnya.

2. Konjungsi
 Konjungsi atau kata sambung ialah kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, atau kalimat-kalimat dan sebagainya, dan tidak untuk tujuan atau maksud lain. Konjungsi tidak dihubungkan dengan objek, konjungsi tidak membuktikan kata, konjungsi hanya menghubungkan kata-kata atau kalimat-kalimat dan sebagainya.

Konungsi dalam kaidah kebahasaan teks editorial/opini merupakan kata penghubung pada teks editorial menyerupai kata bahkan.

3. Verba Material
Verba material ialah kata kerja berimbuhan yang mengacu pada tindakan fisik, atau pun perbuatan yang dilakukan secara fisik oleh partisipan (aktor).

Struktur kalimat dari verba material ialah :
Subjek (aktor) + Verba Material + objek (sasaran)
Contoh:
Budi (aktor)  Menulis (verba material) buku (objek/sasaran)


4. Verba relasional
Verba relasional ialah verba yang memperlihatkan korelasi intensitas (pengertian A ialah B), dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B). Verba yang pertama tergolong ke dalam verba relasional identifikatif, sedangkan verba yang kedua dan ketiga tergolong ke dalam verba relasional atributif.

verba relasional lebih menekankan pada verba atau kata kerja yang berfungsi sebagai penghubung antara subjek dan pelengkap. kalimat yang mengandung verba relasional harus mempunyai pelengkap, bila tidak maka kalimatnya akan terlihat rancu. 

Struktur kalimat dari verba relasional adalah:
Subjek + Verba relasional + pelengkap
Contoh:
Anak itu (subjek) merupakan (verba relasional) anak terpintar di kelas XII 


5. Verba Mental
ialah verba yang membuktikan persepsi (misalnya melihat, merasa), afeksi (misalnya suka, khawatir), dan kognisi (misalnya berpikir, mengerti). Pada verba mental terdapat partisipan pengindra (senser) dan fenomena.

Struktur kalimat dari verba relasional adalah:
Subjek + Verba mental + pelengkap

Contoh:
Ibu (subjek) khawatir (verba mental afksi) anaknya sakit (pelengkap) 

6. Kosakata
Kosa kata atau perbendaharaan kata  yang digunakan untuk teks editorial mempunyai karakteristik sebagai berikut : 
  • Aktual, yaitu sedang menjadi pembicaraan banyak orang 
  • Fenomenal, yaitu luar biasa, hebat, dan sanggup dirasakan pancaindra 
  • Editorial, yaitu artikel dalam surat kabar yang mengungkapkan pendirian editor 
  • Imajinasi, yaitu daya pikir untuk membayangkan 
  • Modalitas, yaitu menyatakan cara pembicara bersikap terhadap suatu situasi dalam komunikasi antar pribadi
  • Nukilan, yaitu kutipan yang dicantumkan pada suatu benda
  • Tajuk rencana, yaitu karangan pokok dalam dalam surat kabar 
  • Teks opini, yaitu wadah untuk mengemukakan pikiran 
  • Keterangan aposisi, yaitu memberi klarifikasi kata benda 
  • Keterangan pewatas, yaitu keterangan tambahan yang memberi keterangan kata benda

Ciri teks editorial/Opini

Agar anda sanggup membedakan antara teks editorial dengan jenis teks lainnya maka salah satu yang harus anda ketahui ialah ciri-ciri dari teks itu sendiri, untuk teks editorial ciri-cirinya ialah sebagai berikut:

1. Tema tulisannya sedang dibicarakan secara luas oleh masyarakat, aktual, dan faktual 
2. Bersifat sistematis dan logis 
3. Tajuk planning yang bersifat argumentatif 
4. Menarik untuk dibaca sebab kalimatnya yang singkat, padat dan jelas.

Tujuan Teks Editorial

Sedangkan tujuan teks editoral/opini adlah sebagai berikut:

1. Mengajak masyarakat ( pembaca ) untuk ikut campur dalam isu yang sedang hangat dibicarakan
2. Memberikan pandangan kepada masyarakat terhadap isu yang sedang berkembang


Contoh teks editorial/ opini atau tajuk rencana

Berikut ialah salah satu referensi sederhana teks editorial/opini atau tajuk rencana:


Beberapa tahun terakhir ini, pemerintah berusaha memperlengkapi persenjataan dengan mengalokasikan dana yang terbilang besar, meski dirasakan belum cukup unruk memenuhi kebutuhan standar bagi sebuah negara kepulauan menyerupai Indonesia. (2) Pada tahun 2003, Indonesia telah mengucurkan dana sekitar 2,85 triliun rupiah untuk membeli pesawat tempur Sukoi dari Rusia. (3) Kehadiran pesawat sukoi ini semakin menambah ketangguhan peralatan tempur kita sekaligus mengobati keresahan di masyarakat, sesudah sejumlah peralatan tempur milik Tentara Nasional Indonesia rusak termasuk pada ketika digunakan untuk latihan. (4) Masih segar dalam ingatan kita, ketika pesawat F-27 milik Tentara Nasional Indonesia AU jatuh di Bansung dan menewaskan 24 orang anggota pasukan khas. Kejadian ini sungguh sangat memprihatinkan. (5) Bahkan tercatat dalam beberapa tahun terakhir ini sudah berulang kali terjadi insiden naas menyerupai ini, tidak saja dikalangan Tentara Nasional Indonesia AU, AD, AL, tetapi juga ditubuh POLRI. (6) akan tetapi, yangmungkin perlu menjadi perhatian ialah keseriusan kita dalam membangun sistem pertahanan kita.

Hasil Analisa Struktur teks editorial di atas ialah sebagai berikut:

Opini Penulis:
Opini atau pendapat ialah pikiran /pendirian seseorang. Umumnya kalimat yang mengandung opini memakai kata mesti, mungkin, barangkali, bisa jadi, selain, seperti, dan lain sebagainya. 

Pada kutipan tajuk planning pada referensi di atas, opini penulis terdapat pada kalimat (1) dan (6) sebab terdapat kata meski dan mungkin .

Kalimat Fakta: 
Fakta juga sanggup diartikan sebagai sesuatu yang benar- benar ada atau terjadi. Fakta juga sanggup berupa angka- angka yang memperlihatkan suatu kepastian

fakta yang terdapat pada tajuk planning di atas terdapat pada nomor (2) dan nomor (4), sebab melibatkan angka dan kepastiannya sesuai dengan fakta yang terjadi.